Teknik Spinal Anestesi
Spinal anestesi adalah
pemberian obat anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Tehnik ini
sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Untuk melakukan blok spinal,
posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis
tengah adalah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan diatas
meja operasi tanpa dipindahkan lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan
posisi pasien (Latief,S.A. dkk, 2007)
Posisi duduk sering
dipilih secara rutin oleh beberapa praktisi, dan sering dipilih pada pasien-pasien
yang gemuk. Pada populasi orang yang gemuk, palpasi pada garis tengah prosesus
spinosus sering kali sulit untuk dilakukan atau tidak memungkinkan. Pada kasus
seperti ini, posisi garis tengah dapat diperkirakan dengan menghubungkan garis
hayal yang menghubungkan vertebra cervical yang paling prominen (C7) dan celah intergluteal
dan lebih mudah dilakukan ketika pasien berada pada posisi duduk (Rathmell,
2004)
Tempat tusukan yang
sering digunakan misalnya L2-L3, L3-L4, atau L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau
diatasnya beresiko menyebabkan trauma pada medulla spinalis. Untuk jarum spinal
besar 22G, 23G, atau 25G dapat langsung digunakan, sedangkan untuk jarum kecil
27G atau 29G, dianjurkan menggunakan penuntun jarum (Aitkenhead & Smith,
2007).
Gambar 1. Posisi lateral
dekubitus.
Setelah pungsi dilakukan
dan cairan serebrospinalis mengalir melalui aspirasi lembut alat suntik yang
dihubungkan dengan jarum spinal, obat anestesi dapat disuntikkan dengan
kecepatan 0,5 ml setiap detik. Penyebaran anestesika lokal melalui cairan
serebrospinalis dipengaruhi oleh total dosis yang disuntikkan, konsentrasi
larutan, dan posisi pasien selama dan segera setelah penyuntikan anestesi
lokal. Setelah obat disuntikkan, pasien perlu diposisikan sesuai dengan
ketinggian anestesi yang ingin dicapai, sehingga memblok serabut saraf yang
mempersarafi kulit dan organ interna yang akan dikenai prosedur operasi
(Gruendemann & Fernsebner, 2005).
Faktor tambahan berupa
ketinggian suntikan pada saat melakukan teknik spinal anestesi juga
pertimbangkan dalam observasi efek dari obat spinal anestesi. Setelah teknik
dilakukan sesuai prosedur maka untuk mengevaluasi keberhasilan anestesi dapat
diketahui dari perubahan suhu pada blok simpatis, pada blok sensori melalui uji
tusuk jarum, dan blok motorik dari skala Bromage (Latief,S.A. dkk, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar