Kamis, 26 Mei 2016

Teknik Spinal Anestesi

Teknik Spinal Anestesi
Spinal anestesi adalah pemberian obat anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Tehnik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Untuk melakukan blok spinal, posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tengah adalah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan diatas meja operasi tanpa dipindahkan lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien (Latief,S.A. dkk, 2007)
Posisi duduk sering dipilih secara rutin oleh beberapa praktisi, dan sering dipilih pada pasien-pasien yang gemuk. Pada populasi orang yang gemuk, palpasi pada garis tengah prosesus spinosus sering kali sulit untuk dilakukan atau tidak memungkinkan. Pada kasus seperti ini, posisi garis tengah dapat diperkirakan dengan menghubungkan garis hayal yang menghubungkan vertebra cervical yang paling prominen (C7) dan celah intergluteal dan lebih mudah dilakukan ketika pasien berada pada posisi duduk (Rathmell, 2004)
Tempat tusukan yang sering digunakan misalnya L2-L3, L3-L4, atau L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau diatasnya beresiko menyebabkan trauma pada medulla spinalis. Untuk jarum spinal besar 22G, 23G, atau 25G dapat langsung digunakan, sedangkan untuk jarum kecil 27G atau 29G, dianjurkan menggunakan penuntun jarum (Aitkenhead & Smith, 2007).

Gambar 1. Posisi lateral dekubitus.
Setelah pungsi dilakukan dan cairan serebrospinalis mengalir melalui aspirasi lembut alat suntik yang dihubungkan dengan jarum spinal, obat anestesi dapat disuntikkan dengan kecepatan 0,5 ml setiap detik. Penyebaran anestesika lokal melalui cairan serebrospinalis dipengaruhi oleh total dosis yang disuntikkan, konsentrasi larutan, dan posisi pasien selama dan segera setelah penyuntikan anestesi lokal. Setelah obat disuntikkan, pasien perlu diposisikan sesuai dengan ketinggian anestesi yang ingin dicapai, sehingga memblok serabut saraf yang mempersarafi kulit dan organ interna yang akan dikenai prosedur operasi (Gruendemann & Fernsebner, 2005).

Faktor tambahan berupa ketinggian suntikan pada saat melakukan teknik spinal anestesi juga pertimbangkan dalam observasi efek dari obat spinal anestesi. Setelah teknik dilakukan sesuai prosedur maka untuk mengevaluasi keberhasilan anestesi dapat diketahui dari perubahan suhu pada blok simpatis, pada blok sensori melalui uji tusuk jarum, dan blok motorik dari skala Bromage (Latief,S.A. dkk, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar