Minggu, 24 Juli 2016

Pencegahan Hipotensi pada Spinal Anestesi.

Pencegahan Hipotensi pada Spinal Anestesi.
Hipotensi pada spinal anestesi terjadi karena penurunan darah balik, penurunan secara fungsional volume sirkulasi efektif karena vasodilatasi dan penumpukan darah, penurunan tekanan pembuluh darah sistemik karena vasodilatasi dan penurunan curah jantung karena penurunan kontraktilitas danyut jantung (Rathmell, 2004). Beberapa cara untuk mencegah hipotensi pada spinal anestesi adalah :
a.    Pemberian (pre loading) cairan
Pemberian cairan intravena (kristaloid dan koloid) secara luas digunakan untuk mencegah penurunan tekanan darah/hipotensi. Dengan pemberian cairan intravena akan meningkatkan volume darah sirkulasi untuk mengkompensasi penurunan tekanan vaskuler perifer. Cairan koloid berada di intravaskuler lebih lama, tetapi lebih mahal dan risiko anafilaksis (Morgan, 2011). Hipotensi pada spinal anestesi dapat dicegah dengan pemberian pre loading cairan kristaloid. Namun hal ini tergantung dari waktu pemberian cairan tersebut. Pemberian cairan pre loading dapat menimbulkan risiko, sering kali pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan edema paru-paru (Poscod, 2007).
b.    Pemberian Vasopresor.
Efedrin merupakan vasopressor yang paling sering digunakan untuk mencegah terjadinya hipotensi pada spinal anestesi, pertama digunakan pada tahun 1927. Efedrin merupakan golongan fenilisopropanolamin non katekolamin yang mempunyai mekanisme aksi langsung dan tidak langsung dan merangsang receptor α dan β untuk meningkatkan curah jantung, denyut jantung, tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.
Efedrin bisa digunakan lewat oral (25-50 mg), IM (25-50mg) dan IV (5-20 mg). Pada pemberian IV, onsetnya terjadi hampir langsung, dengan lama aksi 10-15 menit, dan efek puncak 2-5 menit. Sedangkan pemberian melalui IM onsetnya beberapa menit setelah injeksi, dengan efek puncak 10 menit dan lama aksi 15-60 menit (Stoelting, 2004).
c.    Pengaturan posisi.
Secara fisiologis penatalaksanaan dari hipotensi adalah dengan mengembalikan pre load. Cara paling efektif adalah dengan memposisikan pasien menjadi trendeleburg atau dengan head down. Walaupun posisi trendeleburg dapat membantu peningkatan preload tetapi posisi ini dapat meningkatkan ketinggian level blok pada pasien yang mendapatkan agen obat hiperbarik dan dapat memperburuk keadaan hipotensinya. Hal ini dapat dihindari dengan menaikkan bagian atas tubuh dengan menggunakan bantal dibawah bahu ketika bagian bawah tubuh sedikit dinaikan diatas jantung (Salinas, 2009).
Pengaturan posisi tubuh segera setelah injeksi lokal anestesi. Mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung diharapkan penumpukan darah di ekstremitas bawah tidak terjadi karena darah akan mengalir dari kaki ke jantung, darah balik akan terpelihara, tekanan darah tidak turun. Hal ini dimungkinkan karena dengan posisi kaki lebih tinggi daripada jantung maka energi gravitasi di kaki lebih besar, tahanan pembuluh darah vena sentral lebih rendah daripada vena perifer dan adanya system katup yang senantiasa memungkinkan darah selalu mengalir ke jantung (Morgan, 2011).
Pemberian cairan pre loading dan pemberian posisi yang cermat setelah dilakukan spinal akan memperbaiki aliran balik dan curah jantung. Apabila pasien yang terhidrasi dengan baik mengalami penurunan tekanan darah meninggikan kaki sering digunakan untuk meningkatkan darah balik. Apabila upaya ini tidak cukup untuk menstabilkan tekanan darah, vasopresor sebagai upaya vasokontriksi vaskuler. Kadang-kadang dalam pencegahan dan penanganan hipotensi tindakan-tindakan seperti pre loading, pengaturan posisi dan pemberian vasopresor saling melengkapi (Keat, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar