Pencegahan Hipotensi pada Spinal Anestesi.
Hipotensi pada spinal
anestesi terjadi karena penurunan darah balik, penurunan secara fungsional
volume sirkulasi efektif karena vasodilatasi dan penumpukan darah, penurunan
tekanan pembuluh darah sistemik karena vasodilatasi dan penurunan curah jantung
karena penurunan kontraktilitas danyut jantung (Rathmell, 2004). Beberapa cara
untuk mencegah hipotensi pada spinal anestesi adalah :
a.
Pemberian (pre loading) cairan
Pemberian cairan
intravena (kristaloid dan koloid) secara luas digunakan untuk mencegah
penurunan tekanan darah/hipotensi. Dengan pemberian cairan intravena akan
meningkatkan volume darah sirkulasi untuk mengkompensasi penurunan tekanan
vaskuler perifer. Cairan koloid berada di intravaskuler lebih lama, tetapi
lebih mahal dan risiko anafilaksis (Morgan, 2011). Hipotensi pada spinal
anestesi dapat dicegah dengan pemberian pre loading cairan kristaloid. Namun
hal ini tergantung dari waktu pemberian cairan tersebut. Pemberian cairan pre loading
dapat menimbulkan risiko, sering kali pemberian yang berlebihan dapat
menyebabkan edema paru-paru (Poscod, 2007).
b.
Pemberian Vasopresor.
Efedrin merupakan
vasopressor yang paling sering digunakan untuk mencegah terjadinya hipotensi
pada spinal anestesi, pertama digunakan pada tahun 1927. Efedrin merupakan
golongan fenilisopropanolamin non katekolamin yang mempunyai mekanisme aksi
langsung dan tidak langsung dan merangsang receptor α dan β untuk meningkatkan
curah jantung, denyut jantung, tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.
Efedrin bisa digunakan
lewat oral (25-50 mg), IM (25-50mg) dan IV (5-20 mg). Pada pemberian IV,
onsetnya terjadi hampir langsung, dengan lama aksi 10-15 menit, dan efek puncak
2-5 menit. Sedangkan pemberian melalui IM onsetnya beberapa menit setelah
injeksi, dengan efek puncak 10 menit dan lama aksi 15-60 menit (Stoelting,
2004).
c.
Pengaturan posisi.
Secara fisiologis
penatalaksanaan dari hipotensi adalah dengan mengembalikan pre load. Cara
paling efektif adalah dengan memposisikan pasien menjadi trendeleburg atau
dengan head down. Walaupun posisi trendeleburg dapat membantu peningkatan
preload tetapi posisi ini dapat meningkatkan ketinggian level blok pada pasien yang
mendapatkan agen obat hiperbarik dan dapat memperburuk keadaan hipotensinya.
Hal ini dapat dihindari dengan menaikkan bagian atas tubuh dengan menggunakan
bantal dibawah bahu ketika bagian bawah tubuh sedikit dinaikan diatas jantung
(Salinas, 2009).
Pengaturan posisi tubuh
segera setelah injeksi lokal anestesi. Mengangkat kaki lebih tinggi dari
jantung diharapkan penumpukan darah di ekstremitas bawah tidak terjadi karena
darah akan mengalir dari kaki ke jantung, darah balik akan terpelihara, tekanan
darah tidak turun. Hal ini dimungkinkan karena dengan posisi kaki lebih tinggi daripada
jantung maka energi gravitasi di kaki lebih besar, tahanan pembuluh darah vena
sentral lebih rendah daripada vena perifer dan adanya system katup yang
senantiasa memungkinkan darah selalu mengalir ke jantung (Morgan, 2011).
Pemberian cairan pre loading dan pemberian posisi yang cermat setelah
dilakukan spinal akan memperbaiki aliran balik dan curah jantung. Apabila
pasien yang terhidrasi dengan baik mengalami penurunan tekanan darah
meninggikan kaki sering digunakan untuk meningkatkan darah balik. Apabila upaya
ini tidak cukup untuk menstabilkan tekanan darah, vasopresor sebagai upaya
vasokontriksi vaskuler. Kadang-kadang dalam pencegahan dan penanganan hipotensi
tindakan-tindakan seperti pre loading, pengaturan posisi dan pemberian
vasopresor saling melengkapi (Keat, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar